Sejarah Lampau Jalur kereta Api Jombang–Kediri

Dick Comber [Foto]


Jalur kereta api Jombang–Kediri adalah jalur kereta api nonaktif di Indonesia yang menghubungkan Stasiun Kediri dengan Stasiun Jombang sepanjang kurang lebih 50 km dan termasuk dalam Wilayah Aset VII Madiun. Jalur ini dibangun oleh Kediri Stoomtram Maatschappij pada tahun 1895-1900, dan dibuka pada tanggal 7 Januari 1897 untuk menghubungkan jalur kereta api Staatsspoorwegen via Pare dan melewati dua kabupaten dan satu kota, yakni Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang.
Peta Belanda. Garis merah tebal menunjukkan jalur kereta api milik KSM (di wilayah Kediri dan Jombang) dan MSM (di wilayah Malang), sementara jalur berwarna Hijau merupakan jalur trem Oost-Java Stoomtram Maatschappij dan Modjokerto Stoomtram Maatschappij. Sedangkan hitam merupakan jalur kereta api Staatsspoorwegen (kecuali garis hitam atas; Bojonegoro–Babat–Lamongan–Surabaya dan Sumari–Gresik adalah milik NIS)



Sejarah

Jalur ini merupakan jalur lintas utama bagi KSM dengan Stasiun Pare sebagai pusat dari aktivitas jalur ini. Pada masa awal pembangunan, jalur ini dimulai dari Stasiun Jombang Kota hingga Stasiun Kediri KSM, namun pada tahun 1916 SS mengakuisisi segmen Jombang–Jombang Kota dari KSM. KSM lantas membangun stasiun barunya di sebelah selatan Stasiun Jombang.

Pada masa operasinya, jalur ini digunakan untuk melayani beberapa pabrik gula, yakni:

Pabrik Gula Ceweng
Pabrik Gula Cukir
Pabrik Gula Blimbing
Pabrik Gula Gudo
Pabrik Gula Badas
Pabrik Gula Kencong
Pabrik Gula Bogokidol
Pabrik Gula Tegowangi
Pabrik Gula Kawarasan
Pabrik Gula Pesantren

Dalam melayani penumpang maupun pabrik gula tersebut, KSM bisanya mengoperasikan gerbong campuran (barang dan penumpang) dalam satu rangkaian dengan dihela oleh lokomotif uap kelas B dan C (lihat pula: #Armada). Selama pengoperasian jalur utama beserta cabangnya tersebut, KSM mendapatkan laba sebesar Ć’182.316,58 pada tahun 1929, namun memasuki tahun 1930 KSM mengalami penurunan laba sebesar Ć’15.194,31. Akibat kerugian tersebut, KSM terpaksa melakukan pengurangan pegawai serta melakukan penutupan beberapa haltenya.

Selain dinonaktifkan oleh PJKA saat itu, terdapat pula beberapa jalur kereta api yang telah dinonaktifkan bebarengan dengan ditutupnya beberapa pabrik gula pada masa pendudukan Jepang maupun pada masa depresi ekonomi 1930. Periode penonaktifannya (secara total) dimulai pada lintas Jombang–Jombang Kota pada tahun 1981, lalu Jombang–Pare 1976, dan Pare–Kediri pada tahun 1978. Pada tahun 1984, sisa sarana dan armada yang masih dapat beroperasi dipindahkan ke Stasiun Madiun.   (Sumber: Wikipedia)



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama