Operasi Seroja Timor Timur 1975 (Bagian I)

 

Danton 3 Kompi A, Yonif 305/17 Kostrad, Letda Inf. Agustadi Sasongko Purnomo pagi itu sedang mengikuti latihan Ton Yudha Wastu Pramuka Jaya, dari Pusaka Ratu  ke Cikampek dengan jarak 25 km. Tiba-tiba datang seseorang mengaku Lettu CPM mendekat dan memerintah:


” Ikut aku !”

Letda Agus hanya terdiam kemudian dibawa naik jeep ke asrama dan disuruh mengemasi barang-barangnya. Agus kemudian dititipkan ke Korum Yonif Linud 305/Tengkorak.

Letda Agus alias Aguk diperintahkan menghadap Danki A Kapten Inf. Shaleh, tanggal 3 Desember 1975. Ia ditunjuk sebagai Danton di Kompi A Yonif 328, dengan tugas baru, berperang ke Timor Lorosae.  Batonnya Sersan Tardi, menyerahkan payung dan senjata yang masih dalam kotak.  Letda Aguk dibekali amunisi 400 butir, logistik untuk 4 hari.

Anggota Peleton Letda Aguk kebanyakanya orang Sunda, sehingga ia mencoba menyapa, “kumaha?”.

” Masuk tentara tahun berapa?”

” Siap 1957 Komandan!”

” Pengalaman operasi?”

” Siap, PRRI/Permesta, Trikora, Dwikora, Penumpasan DI/TII!”.

Ternyata anggotanya banyak yang sudah kenyang pengalaman tempur. Mereka pandai mendeteksi musuh dengan cara mencium dedaunan sebagai akan ada kontak atau tidak. Untuk mengimbangi kehebatan para anggotanya, Aguk menggunakan referensi “Buku Primbon Adamakna”.

Keberangkatan ke Timor Timur berdasarkan Surat Telegram Kasad nomor :STR/116/1975 tanggal 4 Desember 1975 tentang realisasi susunan tempur KOGASGAB SEROJA dan perintah untuk memperkuat susunan tempur KOGASGAB. Radiogram Pangkostrad nomor : TR/700/1975 tanggal 4 Desember 1975 tentang Pemberangkatan Brigif Linud 17/Kujang 1 Kostrad ke daerah operasi dan BP kepada Pangkogasgab Seroja.

Berdasarkan surat tugas itu, Pasukan Aguk terjun pertama kali ke Timor Timur melaksanakan Operasi Serbuan Linud dalam satuan Yonif Linud 328/Dirgahayu, tanggal 9 Desember 1975. Di dalam pesawat tampak banyak wajah-wajah yang takut, kumis meleleh. Untuk membangkitkan semangat tempur anggotanya, Aguk memerintahkan untuk menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung.

Ada seorang Tamtama bernama Suharno belum pernah terjun, sehingga diperintahkan Aguk untuk menempelnya, jangan lebih dari 5 meter.


Setelah mendarat ternyata sepi sekali. Anggota banyak yang tercecer dan terpisah. Selain itu banyak  juga yang cedera kaki. Pada tahap pertama terkumpul kekuatan 7 orang dari berbagai satuan. Aguk memerintahkan Kopralnya untuk mengaku sebagai Danton dan menyuruh anggota dari berbagai satuan untuk berkumpul. Kopral itu wajahnya lebih tua sehingga dipercaya, sementara Aguk masih sangat muda.   (bersambung)

Sumber : JKGR.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama