Judul: Jurnalistiak Dalam Teori & Praktik


Judul: Jurnalistiak Dalam Teori & Praktik

Penulis: A. Bobby PR

Tahun Terbit: 2017 (Cetakan ketiga)

Penerbit: Konsultan Media

Tebal: xvi + 272

ISBN:  978-602-971-024-3


Membaca buku berjudul “Jurnalistik Dalam Teori & Praktik” ini sungguh mengasyikkan. Sebab kita dituntun untuk berwisata dengan membuka satu pintu ke pintu lain. Ketika masuk sebuah ruangan baru, kita akan diajak menikmati kamar demi kamar sehingga kita terpuaskan terhadap jurnalistik dari alfa sampai omega. Gaya bertutur yang diimbuhi oleh contoh-contoh sungguh membuat mereka yang awam jadi paham.

Mula-mula kita diajak bercengkerama tentang manis dan pahitnya jadi wartawan di pintu satu. Lihatlah bagaimana nikmatnya menjadi wartawan yang bisa jalan-jalan tanpa bayar; ke tempat wisata gratis. Wartawan bisa berfoto dengan orang-orang terkenal. Tidak hanya memameri nikmatnya jadi wartawan, Bobby juga memberikan beberapa cerita tentang sejarah kewartawanan meski serba sedikit. Kita diajak mundur ke 2000 tahun sebelum masehi. Kita dikenalkan dengan Acta Diurna jaman Gaius Julius Caesar, juga dikenalkan dengan Chrestus yang bukan Kristus.

Di pintu kedua kita dibukakan bahwa untuk menjadi wartawan dan atau penulis, kita tidak memerlukan bakat. Untuk menjadi wartawan atau penulis hanya satu syaratnya, yaitu tekun berlatih. Selain berlatih menulis, kita harus menjunjung kebenaran, punya rasa ingin tahu yang kuat, senantiasa bersikap skeptis, independen, kreatif dan memiliki keberanian. Satu lagi yang sangat penting untuk menjadi penulis atau wartawan adalah baca-baca-baca!

Nah supaya bisa menulis dengan baik, Bobby membukakan pintu ketiga yaitu tentang bahasa jurnalistik. Di ruang ini ia bercerita tentang ciri-ciri bahasa jurnalistik. Sebagai seorang jurnalis bahasa yang kita gunakan harus lugas, mudah dimengerti dan tidak multi tafsir. Kalimat-kalimat pendek sangat dianjurkan dipakai dalam tulisan jurnalistik. Sebab kalimat pendek lebih efektif untuk menyampaikan pesan. Bobby memberikan sepuluh pedoman penulisan jurnalistik yang sangat berguna.

Eit tunggu dulu. Jika sudah tahu akidah menulis jurnalistik, terus apa yang harus ditulis? Bagaimana caranya mengumpulkan bahan? Bobby membuka pintu berikutnya. Dalam lorong yang temaram ia menunjukkan berbagai tema yang bisa dijadikan bahan tulisan. Ia juga membagikan teknik-teknik mengumpulkan bahan, seperti wawancara dan pengamatan. Ia memberikan paparan detail tentang bagaimana melakukan wawancara yang berhasil mulai dari persiapan, pelaksanaan, pencatatan sampai dengan penggunaan bahan hasil wawancara.

Di pintu berikutnya ia memaparkan berbagai jenis tulisan jurnalistik dari yang hard sampai yang soft. Dalam lorong ini Bobby memberikan banyak contoh jenis-jenis tulisan tersebut. Bobby mengajak kita membuka jendela tentang foto jurnalistik. Bagian foto ini memang hanya jendela saja yang ditampilkannya.

Tiga pintu terakhir adalah untuk mereka yang memang serius bercita-cita jadi wartawan atau insan jurnalistik. Sebab tiga pintu terakhir ini kita diingatkan kembali pentingnya kode etik seorang jurnalis, dikenalkan dengan pengelolaan penerbitan dan menjadi pewarta dunia maya.

Di bagian penutup Bobby mengingatkan kembali bahwa siapa saja bisa menjadi penulis atau wartawan. Ia menyampaikan bahwa bakat tidak penting. Tetapi usaha dan kerja keraslah yang menjadi modal utama.

Bobby melengkapi setiap bab (saya lebih suka menyebutnya pintu karena bab-bab tersebut membukakan lorong baru bagi pembaca. Dan lorong-lorong itu saling berhubungan dengan sangat baik.) dengan tugas-tugas di bagian akhir. Tugas-tugas ini sangat praktis, menantang dan menyenangkan. Memanglah sesungguhnya buku ini disusun dari diktat untuk mengajar para mahasiswa jurnalistik. Itulah sebabnya warna diktat masih terasa di bagian-bagian buku ini.

 SUMBER

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama