Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Alternatif Bahan Pakan Ternak



PASURUAN, TRIBUNUS-ANTARA.COM  - Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak merupakan suatu alternative bijaksana dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Mengingat penyediaan rumput dan hijauan pakan lainnya sangat terbatas. Limbah yang berasal dari limbah tanaman pangan seperti jerami, padi, dan lain-lain ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh pola pertanian tanaman pangan di suatu wilayah, jika melimpah secara non-konfensional limbah ini digunakan, namun penggunaan limbah kurang optimal jika tidak dibantu oleh peran bakteri, untuk meningkatkan potensi limbah tersebut yang digunakan sebagai pakan ternak yaitu dengan teknik fermentasi menggunakan berbagai macam bakteri, limbah pertanian yang sebelumnya memiliki kandungan nutrisi yang kurang optimal atau kurang diserap oleh ternak menjadi tinggi nutrisi yang terkandung.

Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran ternak, tanaman, atau sayuran. Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi lingkungan.

Limbah Pertanian adalah sisa dari proses produksi pertanian. Limbah Pertanian antara lain berupa jerami padi, jerami kacang-kacangan, serasah dan ranting tumbuhan. Limbah pertanian merupakan sumber bahan organik yang tersedia dalam jumlah banyak dan terus menerus diproduksi tapi belum termanfaatkan secara optimal.

Limbah tersebut dihasilkan selama proses produksi di lapangan, panen, pasca panen. Beberapa limbah pertanian mengandung bahan organik berupa Karbohidrat, Protein, Lemak, dan bahan penyusun lainnya. Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah panen atau diambil hasil utamanya.

Beberapa contoh dari limbah pertanian antara lain adalah; jerami padi, jerami jagung, jerami kacang tanah dan jerami kedelai dan lain sebagainya.

Limbah pertanian dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis limbah yaitu limbah pra panen dan saat panen serta limbah pasca panen. Limbah pasca panen terbagi atas limbah sebelum diolah atau sering dikenal dengan limbah industri pertanian.

Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam semua usaha peternakan.
Produktivitas/performans ternak 70% dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan 30% oleh faktor genetik. Ini berarti walaupun secara genetik ternak memiliki potensi yang bagus akan tetapi lingkungan tidak mendukung maka performans nya tidak maksimal.

Dari faktor lingkungan ini pakan paling berpengaruh yaitu mencapai 60%, jadi tidaklah heran jika pakan menjadi hal yang paling diperhatikan dalam pemeliharaan ternak. Karena besarnya pengaruh pakan terhadap produksi maka biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan pakan pun tidak bisa dianggap ringan, bahkan biaya pakan ini mencapai 60 - 80% dari total biaya produksi.

Oleh karena itu jika usaha ternak kita dapat menghemat biaya pakan akan sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas usaha. Pada usaha ternak sapi dan ternak ruminansia lainnya dimana ketersediaan pakan berupa hijauan mutlak dibutuhkan, dengan adanya perubahan alih fungsi lahan dan perubahan iklim akan membatasi ketersediaan bahan pakan bagi ternak tersebut.

Untuk itu integrasi dengan usaha pertanian merupakan alternatif untuk mengembangkan usaha peternakan yang berkesinambungan.
Optimalisasi pemanfaatan limbah pertanian dan agro industri dapat memperbaiki ketersediaan pakan bagi ternak ruminansia. Akan tetapi biasanya limbah pertanian memiliki kualitas yang kurang baik untuk pakan ternak, maka perlu adanya pengolahan terlebih dahulu untuk meningkatkan mutu dari bahan pakan limbah pertanian misalnya dengan amoniasi atau dengan fermentasi. Secara bahan pakan asal pertanian dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahan limbah pertanian dan bahan limbah agroindustri. Bahan limbah pertanian misalnya jerami padi, jerami jagung, jerami kacang tanah, jerami kedelai, tumpi jagung, tongkol jagung, kulit kacang tanah, pelepah sawit dan lain-lain, sedangkan limbah agroindustri misalnya dedap padi, ampas tahu, bungkil kelapa, kedelai afkir dan lain-lain.

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak akan mengurangi ketergantungan terhadap pakan hijauan dari hasil budidaya yang kita ketahui bahwa lahan untuk budidaya pakan ternak terbatas jumlahnya. Selain itu juga dapat menekan biaya pakan karena limbah pertanian (khususnya jerami) harganya murah. Dari sudut pandang pertanian pemanfaatan limbah ini akan meningkatkan nilai tambah, karena limbah yang biasanya hanya dibakar dapat memiliki nilai ekonomi.

Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya merupakan pakan alternatif yang digunakan sebagai pakan, khususnya ruminansia. Beberapa limbah pertanian yang potensial dan belum banyak dimanfaatkan secara optimal berturut-turut antara lain jerami padi, jerami jagung, puck tebu, jerami kedelai, jerami ketela rambat dan jerami kacang tanah.

Pada peternak masih rendah karena rendahnya tingkat pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan disebabkan peternak membakar limbah (jerami padi/jagung/ubi jalar) setelah panen dimana limbah ini berfungsi sebagai pupuk organik di samping itu adanya anggapan dari peternak bahwa hijauan pakan terrsedia dalam jumlah yang mencukupi dilahan pekarangan, sawah dan kebun untuk kebutuhan ternak.

Beberapa faktor yang menyebabkan peternak tidak menggunakan limbah pangan sebagai pakan adalah : a) Umumnya petani membakar limbah tanaman pangan terutama jerami padi karena secepatnya akan dilakukan pengolahan tanah; b) Limbah tanaman pangan bersifat kamba sehingga menyulitkan peternak untuk mengangkut dalam jumlah banyak untuk diberikan kepada ternak,dan umumnya lahan pertanian jauh dari pemukiman peternak sehingga membutuhkan biaya dalam pengangkutan; c) Tidak tersedianya tempat penyimpanan limbah tanaman pangan, peternak tidak bersedia menyimpan/menumpuk limbah di sekitar rumah/kolong rumah karena takut akan bahaya kebakaran ;d) Peternak menganggap bahwa ketersediaan hijauan di lahan pekarangan, kebun, sawah masih mencukupi sebagai pakan ternak.

Di sentra-sentra penghasil padi, banyak jerami yang dibuang atau di bakar begitu saja setelah bulir-bulir padi di panen. Padahal jerami tersebut setelah dikeringkan dan disimpan dengan baik digudang dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak ruminansia andalan. Dengan memiliki persediaan jerami padi kering, peternak tak perlu lagi ngarit (mencari rumput) atau membeli hijauan segar untuk pakan sapi.

Selama ini hampir 50% jerami padi dibakar, abunya dikembalikan ke tanah sebagai kompos dan hanya 35% yang digunakan sebagai pakan ternak. Sistem integrasi ternak dengan tanaman pangan tidak hanya meningkatkan nilai tambah limbah industri pertanian yang dihasilkan, tetapi juga meningkatkan jumlah dan kualitas pupuk organik yang berasal dari ternak sehingga mampu memperbaiki kesuburan lahan, bahwa hampir semua limbah pertanian tanaman pangan dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan sapi.

Walaupun hampir semua limbah pertanian itu mengandung serat kassr tingggi, tetapi dengan sentuhan teknologi sederhana limbah itu dapat diubah menjadi pakan bergizi dan sumber energi bagi ternak.

Untuk itu Dinas Peternakan mengadakan pelatihan pengolahan dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan alternatif pakan ternak yaitu melalui proses fermentasi hijauan dan amoniasi jerami agar bisa digunakan sebagai bahan pakan ternak yang diadakan di Pusat Kesehatan Hewan Pasrepan dan dihadiri oleh beberapa peternak dari Kecamatan Pasrepan dan sekitarnya.

Melalui proses sentuhan tehnologi fermentasi hijauan dan amoniasi jerami maka bahan pakan yang bergizi tinggi bagi ternak akan tercukupi, selain diberikan pelatihan berupa pengolahan bahan pakan ternak, para peternak juga difalitasi dengan pemberian tong sebagai sarana untuk tempat penyimpanan bahan pakan ternak sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama.
Harapan dari Dinas Peternakan mengadakan pelatihan dan sarana agar masyarakat peternak dapat memanfaatkan limbah pertanian disekitarnya sebagai bahan pakan ternak tidak terganggu dengan adanya perubahan iklim. (ADV)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama