Petani Menjerit, Pupuk Bersubsidi Raib



Pasuruan.  tribunusantara.com - Hampir 3  (tiga) bulan ini para petani holtikultural di wilayah Tosari kesulitan untuk mendapatkan atau membeli segala jenis pupuk khusunya pupuk bersubsidi.

 Salah satu petani asal desa Tosari yang namanya enggan disebut menuturkan kepada Tribunusantara.com perihal tidak adanya pupuk bersubsidi di wilayah Tosari."Sudah beberapa bulan ini saya membeli pupuk non subsidi karena tidak ada pupuk bersubsidi di sini(Tosari),"keluhnya.
 
Meski demikian,dengan harga yang sangat mahal dari harga pupuk bersubsidi,dirinya beserta petani yang lain tetap membelinya.Mengingat keharusan untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik. Kadang diakuinya hal tersebut tidak sesuai dengan harga jual dipasaran.

Sementara itu salah satu petugas penyuluh lapangan(PPL) kecamatan Tosari, yang akrab disapa bu Ema saat dikonfirmasi membenarkan adanya kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah Tosari yang juga diamini oleh Kepala Desa Baledono,Dimas.

"Petani saat ini dilema,bagaimana tidak,kalau beli pupuk dan obat-obatan diluar kecamatan Tosari tidak boleh, menyalahi aturan bahkan melanggar hukum.Sedangkan di Tosari sendiri pupuk bersubsidi tidak ada tapi sangat dibutuhkan.Bukan hanya pupuk,obat-obatan pertanian-pun juga demikian,"jelas kades Baledono.

Dikatakannya bahwa selama kurun waktu 3 bulan tetakhir pupuk bersubsidi di Tosari memang tidak ada.

 "Karena beberapa waktu yang lalu pihak BPN melakukan survey dan dinyatakan wilyah Tosari bukan lahan pertanian yang menghasilkan bahan pangan pokok, sehingga kebutuhan pupuk bersubsidi ditiadakan," terang Ema selaku PPL ditemui usai acara rutin tahunan Kasada.

Lebih lanjut PPL yang membina petani desa Sedaeng dan Wonokitri ini menegaskan bahwa sebelumnya kebutuhan pupuk bersubsidi keberadaannya dikios-kios resmi masih   ada.

"Artinya, sebelum 3 bulan terakhir para petani masih bisa mendapatkan pupuk bersubsidi di Tosari sekarang gak ada coba konfirmasi langsung ke pak Nur selaku koordinator PPL kecamatan Tosari," jelas Ema, saat ditemui(bersambung)

( Tatak. Wiyono)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama