Rektor dan Guru Besar se-Jatim, Dukung TNI/ Polri Dalam Penanganan Covid-19 di Jatim


SURABAYA, Usai melakukan Audiensi dan Diskusi bersama Jajaran TNI dan Polda Jatim terkait dengan penanganan Covid-19 di Jatim. Rektor dan Guru Besar se-Jatim menyambut baik dengan adanya diskusi ini.

Menurut Prof. DR. Sukowiyono selaku Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Jawa Timur menyatakan, bahwa apa yang sudah dilakukan oleh TNI/ Polri saat menangani Covid-19 di Jatim ini sudah sangat bagus.

"Dalam penanganan Pandemi Covid-19 di Jatim oleh jajaran TNI dan Polri khususnya Polda Jatim, ini sudah sangat bagus dan baik," kata Prof DR. Sukowiyono, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Jawa Timur, Jumat (18/12/2020) siang.

Sementara itu untuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Kepala Daerah di Jatim, jika memang ada Pasien Covid-19 atau yang terkonfirmasi Positif Covid-19. Hendaknya itu disampaikan dan bukan tambah disimpan atau dirahasiakan.

Dengan diinformasikan secara terbuka, maka hal itu bisa menjadi pelajaran masyarakat Jawa Timur. Sehingga pemerintah bicara saja apa yang memang perlu disampaikan. Agar masyarakat bisa berhati hati, karena sampai saat ini masih ada warga yang tidak percaya dengan Covid-19.

Sehingga dalam penanganan di massa Pandemi Covid-19 ini peran Kepala Daerah sangat besar, seperti misalnya kepala daerah kena Covid-19 juga harus disampaikan.

"Kepala Daerah baik tingkat Provinsi maupun Daerah, ini menjadi peran yang sangat penting disaat melakukan penanganan Covid-19. Sehingga saya berpesan, sampaikan saja apa adanya informasi tentang Covid-19 di Jatim," ucapnya.

"Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19," tambahnya.

Selain itu untuk dukungan TNI/ Polri membuat masyarakat merasa aman dan nyaman. Kita ini kan Bhinika Tunggal Ika ada Minoritas ada yang Mayoritas juga, kalau ada orang Intoleransi. TNI/ Polri diam membuat ekonomi tidak stabil dan membuat orang takut untuk keluar rumah.

Sehingga TNI yang mempunyai tugas di bidang keamanan dan Polri bertugas di bidang keamanan. Itu harus tampil sehingga Negara hadir di tengah-tengah masyarakat. Sehingga masyarakat ini merasa nyaman dan aman.

Sementara itu Ketua Forum Intelektual Indonesia Prof DR. Med dr. Puruhito menyebutkan, bahwa selama ini yang mengganggu kita adalah Intoleransi dan Sinergi. Sehingga memutus rantai terjadinya intoleransi yang paling utama, apapun bentuk intoleransi itu. Baik keras maupun halus harus segera diselesaikan.

Saat saya punya pengalaman menjadi memimpin Unair, bahwa saya menjaga agar mahasiswa itu mengerti antara satu dengan yang lain dengan membuat kesibukan. Sehingga mereka makin toleran, dan Akademis jelas. Karena selama tidak ada toleran maka akan ada konflik.

Sementara itu kami sangat mendukung kepada TNI dan Polri untuk membangun Sinergi antar masyarakat dan mencegah Intoleransi. Jika itu tidak dilakukan akan menjadi Terorisme maupun Radikalisme, itu yang disebabkan tidak adanya toleransi sehingga bisa menjadi Radikal.

"Yang mengganggu kita ini ya dua hal seperti yang disampaikan oleh Pak Kapolda tadi, Intoleran dan Sinergi. Sehingga apapum bentuk intoleran itu harus segera dihentikan," kata Ketua Forum Intelektual Indonesia Prof DR. Med dr. Puruhito.

Selain itu anak-anak sejak dini harus juga diajarkan Intoleran, sehingga ketika tumbuh dewasa nanti akan melekat terus. Dan hal itu sangat diperlukan untuk memberikan pendidikan mulai dasar sampai perguruan tinggi.

Sementara itu dalam Audiensi dan Diskusi dengan TNI dan Polri, selain dihadiri oleh Prof. DR. Sukowiyono selaku Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Jawa Timur dan Ketua Forum Intelektual Indonesia Prof DR. Med dr. Puruhito. Juga dihadiri oleh Guru Besar dan Rektor Universitas Muhammadyah Malang 
DR. Fauzan MPD dan Guru Besar dan Rektor Universitas Wiraraja Sumenep
DR. Sjaifurrachman SH CN MH.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama